Bimbang Ketinggalan Perkembangan (FoMO) di Media Sosial Menurut Perspektif Islam

Fear of Missing Out (FoMO) in Social Media from the Islamic Perspective

Abstract

Penggunaan teknologi internet dan media sosial telah menjadi norma baharu dalam kehidupan sosial masyarakat hari ini. Walau bagaimanapun, kebergantungan yang melampau terhadap media sosial telah menyebabkan munculnya satu sindrom yang dikenali sebagai fear of missing out atau FoMO. FoMO adalah konsep psikologi yang menggambarkan gangguan mental di mana seseorang sering merasa terdorong untuk sentiasa dalam talian, takut akan terlepas sesuatu yang menarik atau penting yang berlaku dalam kalangan sosialnya. Perasaan takut ini berlawanan dengan konsep tenang dan ia menjejaskan kualiti kehidupan seseorang. Justeru, kajian ini bertujuan untuk menjelaskan perspektif Islam mengenai FoMO dan pendekatan Islam bagi menghadapi situasi ini. Kajian ini bersifat kualitatif yang mana data-data dikumpul secara analisis kandungan dengan merujuk kepada teks al-Quran dan al-Sunnah, kajian-kajian terdahulu, buku-buku, jurnal dan dokumen-dokumen berkaitan. Hasil kajian mendapati sindrom FoMO amat bertentangan dengan konsep hidup sederhana dan bersyukur dalam Islam. Umat Islam hendaklah sentiasa sabar, syukur dan redha dengan kehidupan mereka supaya menjadi golongan yang -disebut dalam al-Quran- tidak takut dan tidak bersedih hati. Umat Islam juga perlu mengutamakan kehidupan akhirat agar tidak mudah terkesan dengan nikmat dunia yang dipertontonkan oleh orang lain.

The use of internet technology and social media has become a new norm in the social life of contemporary society. However, excessive dependence on social media has led to the emergence of a syndrome known as the fear of missing out (FoMO). FoMO is a psychological concept that describes a mental disturbance whereby an individual constantly feels compelled to remain online, fearing the possibility of missing out on something interesting or important occurring within their social circles. This fear contradicts the concept of inner peace and adversely affects an individual's quality of life. Accordingly, this study aims to explore the Islamic perspective on FoMO and to propose Islamic approaches for addressing this phenomenon. This is a qualitative study, in which data were collected through content analysis by referring to the texts of the Qur’an and the Sunnah, as well as previous studies, books, journals, and relevant documents. The findings reveal that the FoMO syndrome is fundamentally at odds with the Islamic principles of simple living and gratitude. Muslims are encouraged to remain patient, thankful, and content with their lives in order to be among those — as described in the Qur’an — who neither fear nor grieve. Furthermore, Muslims are urged to prioritise the Hereafter so that they are not easily influenced by the worldly pleasures showcased by others.